Sabtu, 28 Mei 2011

WAHABI DAN TEXTUALISME (1)

Orang Salafi mempercayai seluruh kandungan al-Quran secara textual atau literal dan jauh dari arti Majazi atau kiasan. Hasilnya, kita menyaksikan mereka mengartikan ayat ayat al-Quran secara tektual(apa adanya). Contoh dari pendekatan ini adalah:

- Memberikan sifat secara fisik kepada Allah SWT- mempercayai Allah SWT mempunyai tangan, kaki mata dll.
- Mengartikan Arasy atau kursi secara literal, sehingga mereka menyimpulkan bahwa terdapat kursi yang sangat besar dimana Allah SWT duduk diatasnya.
- Lebih menngartikan Bidah secara tektual dibanding secara syariat.
- Mereka mempercayai bahwa orang mati tidak dapat mendengar.

Dan terdapat banyak masalah lainnya yang diartikan secara tektual.

Hal ini telah membuat banyak fitnah diantara ummat Islam dan inilah yang paling pokok dari mereka yang membuat mereka berbeda dari Mahzab yang lain. Kita akan mencari dan mengarisbahawi dimana penyakit ini telah membuat kerusakan terhadap umat Muslim dengan cara seperti dibawah ini :

1. Salafisme berjalan atas tiga komposisi yaitu, Syirik Bid'ah dan Haram.

2. Penyakit ini membuat Salafisme atau orang Salafi hanya mengambil ayat ayat al-Quran yang sesuai dengan pengertial textual atau keyakinan mereka. Yang hasilnya mereka akan secara otomatis menolak atau menyembunyikan bagian dari Quran maupun Sunnah yang berlawanan dengan keyakinan mereka.

Dibawah ini akan dijelaskan secara detail bagaimana sikap mereka dalam menolak bagian bagaian dari Quran atau Sunnah yang tidak sesuai dengan keyakinan mereka.

Apakah Rasulullah SAW bisa menolong kita dan memberi manfaat kepada kita?

Orang Salafi akan menjawab TIDAK untuk pertanyaan diatas. Mereka berkata bahwa Rasulullah SAW telah meninggal dan tidak ada hubunganya lagi dengan dunia. Dan jika seseorang meminta pertolongan dari Rasulullah saww maka orang itu telah Musyrik, sebagai contoh mereka memakai surat :

Al Fatihah ayat 5 "Hanya kepadaMu kami menyembah dan hanya kepadaMu kami mohon pertolongan"

"Katakan apakah kita akan menyeru selain daripada Allah yang tidak dapat mendatangkan manfaat kepada kita dan tidak(pula) mendatangkan madharat kepada kita dst" (QS. 6 : 71 )

Masalah yang ada pada interprestasi mereka adalah sebagai berikut :

1. Pertama tama, mereka mengambil kesimpulan hanya dari beberapa bagian al-Quran dan Sunnah yang selaras dengan keyakinan mereka dan mengacuhkan bagian dari surat - surat Al-Quran dan Sunnah yang lainnya. Pada kenyataannya terdapat banyak ayat Al-Quran dan hadits Rasulullah saww yang secara jelas menunjukan bahwa pertolongan atau manfaat bisa dicari dari para wali Allah yang soleh dan juga dari mereka yang dikenal sebagai tanda tanda Allah .

2. Kedua mereka percaya bahwa Al-Quran hanya bisa diartikan secara literal dan tidak arti majazi atau kiasan didalamnya. Pada kenyataanya terdapat ayat al-Quran yang mempunyai arti harfiah dan ada juga yang mempunyai arti majazi atau kiasan, yang mana kata kata Allah SWT harus diartikan sesuai dengannya. Jika kita tidak dapat membedakan diantara keduanya maka kita akan menjumpai beberapa kontradiksi yang timbul didalam al-Quran.

Sangatlah penting untuk memahami fakta tersebut diatas, Mari kita lihat beberapa contoh mengenai hal ini didalam al-Quran.

Siapakah yang mencabut ruh pada saat kematian?

Didalam surat 39 : 42, Allah SWT mengatakan bahwa Dia yang mengambil ruh pada saat kematian. "Allah SWT memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati diwaktu tidurnya".dst.

Tapi dalam Q:S 4:97 Allah SWT mengatakan bahwa malaikatlah yang mencabut ruh orang pada saat kematiannya.
"Sesunggunhnya orang orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri,".dst.

Apakah mengatakan bahwa malaikat yang mencabut nyawa itu syirik? Ataukah kita harus percaya bahwa ada kontradiksi dalam al-Quran?, tentu saja tidak!.

Aturannya sudah jelas; bahwa tidak ada Syirik ataupun knotradiksi, pada saat Allah SWT mengatakan bahwa Dia mencabut nyawa, secara kiasan malaikat termasuk didalamnya yang mencabut nyawa dengan seizinNya.

Juga didalam masalah pertolongan dan manfaat, banyak surat yang mengatakan bahwa cukup hanya Dia sebagai penolong yang mutlak. Orang Salafi hanya menukil ayat ayat ini dan mengartikannya secara literal dan menglklaim bahwa meminta pertolongan kepada Rasulullah saww adalah Syirik.

Sayangnya mereka lupa pada ayat ayat al-Quran dan Hadits yang secara jelas menunjukan bahwa para wali Allah juga dapat memberi pertolongan dan manfaat buat kita. Taktik lupa ini adalah cara paling aman bagi mereka untuk menhindari dari kontradiksi yang ada pada kepercayaan mereka.

Apakah hanya Allah sendiri senagai wali (penolong)?
Didalam Q;S 4 : 123 dan 4:45 Allah SWT mengatakan bahwa Dialah satu satunya sebagai pelindung. "Barang siapa yang mengerjakan kejahatan niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak pula penolong baginya selain dari Allah".�

Q:S 4: 45, Dan Allah lebih mengetahui (daripada kamu) tentang musuh musuhmu. Dan cukuplah Allah menjadi Pelindung(bagimu). Dan cukuplah Allah menjadi penolong (bagimu).

Tetapi dalam Q.S 5:55 dan Q.S 66:4, Allah mengatakan bahwa dia adalah Wali dan beserta Dia ada RasulNya saw dan orang beriman yang mengerjakan shalat serta membayar Zakat sambil ruku adalah juga sebagai penolong.

QS 5:55 "Sesungguhnya penolong kamu (Waliukum) adalah Allah, RasulNya dan orang orang yang beriman yang mendirikan salat dan menunaikan zakat seraya mereka tunduk kepada Allah".�

QS 5:56 "Dan barang siapa mengambil Allah, RasulNya dan orang orang beriman menjadi penolongnya maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah lah yang pasti menang".�

Apakah kita sedang menyekutukan sesuatu dengan Allah ketika kita bilang bahwa Rasulullah saw dan orang orang beriman juga sebagai para wali bersama Allah.?
Dan pada saat kita menerima Rasulullah saw dan orang orang beriman juga sebagai Wali kita. Apakah ini berarti Allah bukan satu satunya wali (disamping Dia ada wali wali yang lainnya)? Dan apakah ini berarti bahwa tidak cukup hanya Dia sebagai wali?

Jawaban sederhana untuk perntanyaan diatas, bertolak belakang dengan pendapat orang Salafi yang mengartikan Quran secara literal, bahwa terdapat pernyataan yang diungkapkan secara kiasan. Yang mana kita harus mengartikannya juga secara kiasan.

Kaidahnya adalah: Pada saat Allah berkata bahwa hanya Dia lah satu satunya dan cukuplah hanya Dia sebagai Wali(Penolong/Penjaga) maka disaat yang Rasulullah saw dan orang orang beriman termasuk didalamnya.

Allah SWT telah memakai istilah Wali dalam al-Quran sebanyak 34 kali, dalam pengertian bahwa hanya Dia satu satunya Pelindung, atau jangan ambil Pelindung selain Dia, atau cukuplah Dia sebagai Pelindung. Dan dalam empat tempat didalam al_Quran Allah SAW telah berkata bahwa Rasulullah, orang orang beriman dan juga malaikat juga sebagai wali kita.

Trik atau Taktik Orang Salafi, kita akan melihat bahwa orang orang Salafi hanya akan menukil ayat ayat yang mana Allah menyatakan bahwa hanya dialah sebagai Wali. Dan dengan hanya merujuk ayat ayat ini (dengan mengenyampingkan ayat ayat lainnya). Orang Salafi mencoba menciptakan kesan bahwa mempercayai Rasulullah sebagai Wali adalah syirik.

Sayangnya banyak saudara saudara kita yang kurang begitu mendalam pemahamannya tentang al-Quran gampang terkecoh oleh taktik orang Salafi seperti ini.

Dapatkah seseorang menjadi perantara antara kita dengan Allah SWT.

Dalam Q:S 39: 43-44 Allah SWT mengatakan bahwa tidak ada perantara disamping Allah.
"Bahkan mereka mengambil syafaat selain Allah. Katakanlah : Dan apakah kamu mengambilnya juga meskipun mereka tidak memiliki sesuatupun dan tidak berakal. Katakanlah: Hanya kepunyaan Allah syafaat itu semuanya dst"

Tetapi dalam Q.S. 19:87 dan Q.S.43:86 Allah SWT mengatakan ada beberapa orang yang bisa menjadi perantara dengan ijinNya.

"Mereka tidak berhak mendapat syafaat kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian disisi Tuhan yang Maha Pemurah".

"Dan sesembahan sesembahan yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memebrii syafaat akan tetapi (orang yang dapat memberi syafaat ialah orang yang mengakui yang hak(tauhid) dan mereka meyakininya".

Apakah kita sedang menyekutukan Allah ketika berkata bahwa Rasulullah juga dapat memberi syafaat atas ijinNya.? Apakah ada kontradiksi dalam al-Quran?

Kaidahnya adalah: pada saat Allah SWT berkata bahwa hanya Dia lah perantara. Maka orang orang soleh yang bisa menjadi perantara atas ijinNya telah termasuk didalamnya.

Terdapat dalam 10 tempat dalam al-Quran yang mana Allah SWT menyatakan bahwa hanya Dialah sebagai satu satunya perantara. Dan terdapat dalam 7 tempat yang menyatakan bahwa orang orang saleh dan malaikat dapat menjadi perantara kita atas ijin Allah.

Taktik dan Trik orang Salafi. Mereka selalu menukil hanya ayat ayat yang menyatakan bahwa hanya Allah sebagai satu satunya perantara. Tapi mereka menolak dan mengacuhkan ayat ayat yang menyatakan bahwa beberapa orang dan malaikat telah diberi kuasa oleh Allah untuk menjadi perantara kita atas ijinNya.

Karunia hanya ditangan Allah.

Orang Salafi selalu menukil ayat ini dengan penekanan, dengan menukil ayat ayat seperti ini Orang salafi ingin membandingkan pengikut mahzab Ahlu Sunnah yang percaya bahwa Rasulullah saww diberi kuasa oleh Allah untuk memberi karunia sebagai Kaffir dan mnyerupai Ahli Kitab.-

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More