Sabtu, 28 Mei 2011

PENTINGKAH SANAD DAN SYEKH ITU??

Begitu juga hal dhohir tentang pemahaman nusus yang bersumber dari Rosulullah. Seperti suatu hadis yang yang mengatakan, “Barang siapa memakan daging onta harap berwudlu’!” Jika kita lihat secara dhohir, jelas bahwa makan daging onta adalah hal yang membatalkan wudlu’. Itu apabila kita memahaminya secara dhohir begitu saja. Padahal kalau kita tanyakan kepada para ulama’ yang mempunyai sanad talaqqi (dari syeich ke syeich) niscaya mereka akan mengatakan bahwa memakan daging onta tidak membatalkan wudlu’.

Mengenai hadis di atas, haruslah kita pahami terlebih dahulu asbabul wurud-nya. Yaitu ketika seorang sahabat akan sholat bersama Rasulullah, lalu ia lupa kalau wudlu’nya telah batal karena keluar angin. Nabi mengingatkanya dengan cara yang halus supaya ia tidak malu di hadapan orang lain. Yaitu dengan menyebut hadis tersebut karena kebetulan ia telah makan daging onta.

Imam Abdullah bin Alwi Al haddad dalam qosidahnya berkata :

و لا بد من شيخ تسير بسيره # الى الله من أهل النفوس الزكية

“Dan wajib atasmu untuk mengikuti seorang syeich dalam berjalan menuju ridho Allah dari golongan yang suci hatinya.”

Maka tak akan mungkin kita bisa mempelajari agama Allah ini kalau hanya bertumpu kepada kitab tanpa adanya guru atau syeich yang membimbing kita. Sebagaimana dikatakan oleh seorang ulama, “Barang siapa yang guru/syeichnya kitab, niscaya kesalahannya akan lebih banyak dari pada kebenarannya.”

Dan kita tak perlu kuatir atas keberadaan mereka di bumi ini karena Rosulullah dalam sebuah hadisnya menegaskan “Akan senantiasa ada kelompok dari umatku yang selalu memegang kebenaran.“ Tiada lain yaitu mereka para ulama dan auliya’ yang mempunyai hubungan erat kepada Allah dan rosul-Nya.

Hal ini paling menonjol ada pada keturunan bani ‘alawi, yaitu suatu sanad yang disebut dengan silsilah dzahabiyah(rantai emas). Artinya sanad yang bersambung dari seorang qutub ke qutub sampai kepada Rosulullah, atau dari wali ke wali sampai ke sayyidul awliya’ SAW.

Sanad ini tak akan pernah terputus sampai datangnya Imam Mahdi nanti. Sebagaimana yang telah dikatakan oleh Imam Haddad, “Akan selalu tumbuh dipara anak cucu Rasulullah dari bani ‘alawi para pemegang tongkat estafet ajaran dan misi datuknya yaitu Rosulullah.” Beliau dalam qoshidahnya mengatakan :

نيت النبوة و الفتوة و الهدى # و العلم في الماضى و في المتوقع

Semoga kita digolongkan oleh Allah dari golongan tersebut dan tak dipisahkan baik di dunia ataupun di akherat nanti. Sebagaimana dikatakan oleh Al habib Ali Alhabsyi “wa laa nakhluf ma’a man kholaf” ….Amin

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More